Langsung ke konten utama

Postingan

Musim Hujan

terdiam dalam tatapan jauh, dingin hati karena menjaga hati tak berbunga, mekar pada waktu yang tak menentu. hati langit tak pernah ada musim panas. yang ada hanya musim dinggin yang tak berkesudahan. hujan yang terus trun disertai angin, mengurung hasrat untuk keluar dan bercerita secara langsung. komunikasi kita hanya terbatas dari sebuah media. mencari tau keberadaan mu adalah misiku. sungguh ini akan menjadi hal yang tersulit...
Postingan terbaru

Semu.

Kita berdua mencoba bangkit dari arti dari rasa sakit yang menimpa pada jiwa-jiwa yang dulunya tenang. menggunkan topeng kebahagiaan untuk menutupi rasa sedih yang seringkali datang dikala kita sendiri. hahahah.... apa kabar senja?.. baik?. langit menunggumu dengan perasaan yang sama diwaktu kita berjumpa dan diwaktu kita bersama- menghabiskan waktu chating sampai larut malam. entah kenapa sering kali rasa yang tak berwana itu datang hanya untuk menyapa bayanganmu diantara kesendirian langit. Aku dan kamu bisa menjadi seperti kita yang dulu?, aneh langit tak bisa mengerti dari kata "move on" karena yang langit temui adalah senja yang diakhir hari. tak bisakah kita untuk menjadi pribadi yang dulu? tampa ada batasan antara kita berdua, kecuali batasan dalam agama yang kita yakini. langit dan senja sering akhir hari mereka akan ketemu tapi satu sama lain hanya membisu, kau yang  tengelam dalam peristirahatan sedangkan aku yang melihatmu dan menjagamu disaat kau tidur. tapi tak b

Ruang Rindu

Diantara kerumunan orang, sejenak kita berdiri  diam dan melihat sekitar kita. Ah, itu hanya mimpi langit saja yang datang untuk  bercerita. Langit pun menutup mata sekali lagi dan menyelam dalam alam bawa sadar. lagi, dia berada dalam dunia dongeng dia ciptakan, kali ini dia berada di tengah keramaian orang kesana dan kemari. mereka menundukan kepala dan mata mereka tertuju pada layar yang ditangan mereka, aneh bisa berada di tempat dongeng yang kita ciptakan dalam alam bawa sadar. Diantara kerumunan itu, seseorang menegur langit dengan ciri khasnya. Kaget?, sudah tentu akan kaget, langit berjalan kearahnya dan berdiri di depannya, dengan rasa yang mengebu-gebu untuk bercerita keluh kesah yang dialami tapi itu harus di tahan untuk tak menghilankan moment saat ini, bersama dia saat ini sudah cukup bahagia untuk menuangkan emosi, suaramu yang khas memecah belah kesunyian dalam keramaian yang langit ciptakan. langit membalas menyapa dan sejenak kau terdian dan pandanganmu tersipuh pada l

Antara Janji dan Kewajiban

Siang menjelang sore dan sore menjelang malam. beberapa kawan telah membuat janji dengan langit untuk sekedar mengantar mereka di pantai untuk berkemah. Perjanjian pun terucap secara spontan dari mulut  dari langit dan juga beberapa kawan. Dan diakhiri dengan pulangnya beberapa kawan untuk persiapan malam. Sorepun menjelang gelap, tak terasa harus mengantar beberapa kawan itu berkemah. Tapi, kewajiban mengalahkan rencana perjanjian itu. Lelaki yang berusia 21 tahun itupun harus menemani ibunya berobat, kebimbangan terjadi pada langit, antara janji dan kewajiban yang harus dia pilih. Langit pun pergi ke tempat indekos kawannya, laki-laki itu bertemu beberapa kawan yang sedang bersiap, dengan tergesa-gesa langit mengatakan jika dia tak bisa ikut dan berbalik badan pergi, dengan rasa yang bersalah dan kehawatiran langit pada ibu. Langit pun datang ke tempat ibunya dan pergi ketempat penggobatan.

Waktu tak berujung

Jika orang lain melihat hujan, mereka teringat dengan masa lalu dengan mantan mereka atau apapun itu yang membuat mereka terbawa suasana (baper). Berbeda dengan langit yang sering kali risih dan hanyut dalam suasana sore hari yang berwarna jingga, seperti ingin lari dari waktu yang menujukan pukul 4 sampai pukul 6 sore, bersembunyi dari waktu itu atau tidur dalam dekapan senja yang sementara bersinar. Senja dan langit, seperti judul novel yang kita baca dan kisahnya akan hampir sama, hanya saja kita yang jadi wayang dari senja dan langit yang asli. betapa aneh kita berdua menamakan kita senja dan langit. tapi itu adalah rasa yang tak pernah kuraskan, seorang langit yang begitu pendiam, keras kepala, emosional, egois harus di luluh lantahkan dengan sikapmu yang berbanding terbalik senja. Begitu pula kenapa langit ingin tidur ketika sore menjelang, terlalu indah langit memandang dan terlalu bisu kita untuk salngi berbicara. Berharap ini bukan akhir dari hubungan yang di janjikan. Bersab

Harapan yang Kalah

Dihari minggu, sungguh menjadi hari dimana langit tak mau lagi membuka WhatsAppnya, betapa tidak, kenangan chatting dengan senja terhapus oleh yang namanya pembaruan. Diantara chat kita berbudua ada kalimat dan Vn yang kusimpan, menguang waktu seperti dulu kita bersama yang tak ada batasan antara senior dan junor, ah sungguh menyebalkan sekai jika itu terhapus. Ada satu kalimat yang langit suka, "Ijinkan Senjamu ini menunggumu sampai waktunya tiba", langit sangat suka dengan kalimat itu. beberapa chat itu juga terdapat rahasiamu dan rahasiaku. sungguh menyebalkan sekali jika itu terhapus. Rasanya langit tak bisa berkawan dengan masalalu, tapi semua itu pasti akan indah pada akhirnya. Semoga saja dirim masih mengingat kata-kata ronsa kita dulu, yang harus kita tingalkan paham kanan dan berada di paham kiri. ahahaha lucunya langit merindukan hal itu untuk terulang kembali. bersabarlah senja, langit akan datang padamu. JANJI !!!

kenangan

Tak terasa kita sudah di awal tahun baru, tapi tetap saja rasa yang tak bernama ini tetap saja ada untuk menjadi bayangan kehidupan. Tak disangka juga senja dan langit hanya bisa bisu seperti alam semesta, ketika senja akan kembali sang langit hanya bisa menjadi pendamping untuk setiap warna yang dipancarkan. Jujur langit tak suka untuk keberpura-puraan ini tapi sesuai yang senja minta. aha...  langit tak suka seperti ini dan juga tak ingin memperlakukan senja seperti musuh dalam hidupku. Karena dirimu, mungkin langit berbeda. Ah.. lagi dan lagi sebuah rasa yang bernama itu muncul.  Senja, jika kau tau. Langit tak bermusuhan dengan Kenangan Kita, tetapi langit dan kenangan itu sedang berteman, kadang dia ada dan kadang juga dia pergi. kita membicarakan tentang dirimu senja. tak kusangka sampai hari ini langit masih membutuhkan senja, meski kita dipaksa keluar dari kata "teman dekat sekali" iya itu istilah kita bukan senja?. maafkan pandanganku dan sikapku kali ini yang sedik